Bandung menjadi tuan rumah untuk putaran ke 2. Event ini dilakukan di GOR Citra Arena yang sayang sekali sangat sedikit menarik pengunjung. Berkat minim nya promosi event Futsal ini tidak mampu menarik Futsal mania yang seharusnya banyak sekali di Bandung dan area. Berhubung saya sangat sibuk dengan pekerjaan maka dari itu saya hanya menyaksikan 3 pertandingan, Pelindo-SWAP ( hanya babak 2), Biangbola- My Futsal dan Biangbola-Electric PLN. Pelindo-SWAP pada saat babak ke 2 di mulai skor di papan telah menunjukan angka 12-2 untuk Pelindo. Dan memang kelihatan bahwa Pelindo lebih menyimpan pemain inti nya dan mampu menciptakan banyak peluang akan tetapi finishing dari Pelindo yang sangat buruk membuat mereka hanya mampu mencetak 2 gol di babak ke 2. Sebalik nya SWAP tetap menunjukan fighting spirit tinggi dan tidak mau kebobolan lebih banyak lagi. Permainan ke 2 tim sulit di nilai berkat skor 12-2 yang di capai di babak pertama hingga selesai pertandingan skor akhir menjadi 14-5.
Beda dengan pertandingan My Futsal-Biangbola. Dari detik awal Biangbola yang menurunkan pemain inti nya ( Toyang, Andrian, Deni , Bani dan kiper Dede) tampil tidak semangat , Deni mencoba bermain dengan taktik yang telah di pelajari di timnas namun Toyang dan terutama Andrian nampaknya tidak sepaham hingga taktik ini mampu bertahan 30 detik saja. Kembali Biangbola bermain menghandalkan skill individu. Berkat kesalahan elementer yang di lakukan pemain Biangbola, tim My Futsal mampu unggul lebih dahulu dengan skor 2-0. Sejak itu baru pemain Biangbola tampil lebih agresif tanpa di dukung dengan pola yang jelas mereka mampu memperkecil skor lewat penalti Bani. Setelah itu Biangbola mendominasi pertandingan dan My Futsal mengincar counter attack, situasi ini membuat pertandingan menjadi menarik karena ke 2 tim saling menyerang. Hanya teknik dasar ( terutama passing dan control) yang sangat buruk di tunjukan oleh ke 2 tim, hingga peluang ke 2 tim sering kali kandas sebelum membahayakan ke 2 kiper. Terutama di babak ke 2 sangat kelihatan bahwa Biangbola jelas lebih unggul di skill individu Syahbani dan Deni Handoyo, maka dari itu Biangbola layak menutup pertandingan ini dengan kemenangan 4-2.
Pertandingan yang di tunggu menjadi penutup putaran ke 2. Yaitu Electric PLN dan Biangbola. Ke 2 tim memulai sangat berhati2. Zahlul Fahdil menggunakan 2 tim dengan taktik yang berbeda. Tim yang pertama turun kapten Andri, Sayan, Ihsan dan Afif bermain dengan pola 4-0, sementara tim ke 2 Jaelani, Caca, Ricardo dan Angga bermain 1-2-1 kombinasi 2-2. Dan pada babak pertama PLN bermain sangat disiplin, pada saaat menyerang maupun bertahan, hingga Biangbola nyaris tidak mendapat peluang. 1 faktor lagi yang membuat tim PLN unggul, adalah rotasi pemain di mana pelatiah Zahlul Fahdil mengganti pemain nya setiap 5 menit (kotor). Sementara taktik ini tidak di gunakan oleh Biangbola. Setelah 10 menit (bersih, kira2 14-15 mnt kotor) bermain masih kelihatan Andrian dan Toyang di lapangan. Babak pertama juga di tutup dengan skor 2-0.
Pada babak ke 2 Biangbola, yang lebih banyak melakukan rotasi, lebih menguasai bola. Hanya penguasaan bola yang lebih banyak cuman sekedar keunggulan optis saja. Pemain Biangbola tetap kesulitan menembus tembok PLN dan shootingan dr jarak 6-8 meter yang di lakukan oleh pemain Biangbola tidak memiliki akurasi dan power yang mampu menyulitkan kiper Yos Adi, yang tampil bagus dan santai pada malam itu.
Menurut saya Biangbola melakukan kesalahan taktis yang fatal. GOR Citra Arena memiliki lebar 18 meter bukan 20 meter yang biasa nya di gunakan untuk Liga Pro. Dan terutama pada babak ke 2 pemain Biangbola menekan pertahanan PLN hingga ke area kiper, jadi through pass dan wall pass sudah tidak bisa di lakukan lagi karena ruangan di depan kiper Yos Adi telah tertutup rapat dengan pemain PLN. Hingga mereka harus menhandalkan shootingan dari jarak 6-10 meter. Biangbola tidak memiliki pemain dengan shootingan yang keras dan akurat ( mungkin Toni saja, tapi pada malam itu dia bermain lebih di lini pertahanan ). Menurut saya lebih baik jika Biangbola tidak melakukan pressure terhadap pertahanan PLN hingga terjadi ruang kosong di tengah untuk melakukan kombinasi bola pendek. Karena Biangbola memiliki pemain yang skill individu nya lebih tinggi dari pada PLN. Kekurangan lain dari pemain Biangbola adalah teknik dasar yang lemah. Hingga di babak ke 2 pun nyaris tidak ada peluang untuk Biangbola bahkan PLN dengan counter attack yang sangat cepat mampu mencetak tambahan 2 gol.
Dengan kemenangan ini Electric PLN mengumpulkan nilai sempurna 18 angka dari 6 pertandingan dan rata2 mencetak 8 gol dan kebobolan hampir 2 gol per pertandingan. Di susul oleh Biangbola dengan nilai 15 angka. Jika kita kembali menganalisa 1/2 kompetisi yang telah berakhir, saya tidak melihat banyak perkembangan yang terjadi pada tim lain nya. PLN, BIangbola dan Pelindo akan pasti lolos ke babak final 4. Tinggal tempat terakhir akan di perebutkan My Futsal ( kandidat paling kuat ), SWAP dan Mastrans. SWAP hanya tertinggal 1 angka saja dr My Futsal. Dan Mastrans yang secara mengagetkan mampu menggilas Dupiad Fakfak dengan skor 15-4 ternyata dengan sangat gampang besok nya di gulung oleh SWAP 8-2. Ke tidak stabilan 3 tim ini yang membuat putaran lebih 3 seru akan tapi tetap sangat miskin secara kualitas.
Beda dengan pertandingan My Futsal-Biangbola. Dari detik awal Biangbola yang menurunkan pemain inti nya ( Toyang, Andrian, Deni , Bani dan kiper Dede) tampil tidak semangat , Deni mencoba bermain dengan taktik yang telah di pelajari di timnas namun Toyang dan terutama Andrian nampaknya tidak sepaham hingga taktik ini mampu bertahan 30 detik saja. Kembali Biangbola bermain menghandalkan skill individu. Berkat kesalahan elementer yang di lakukan pemain Biangbola, tim My Futsal mampu unggul lebih dahulu dengan skor 2-0. Sejak itu baru pemain Biangbola tampil lebih agresif tanpa di dukung dengan pola yang jelas mereka mampu memperkecil skor lewat penalti Bani. Setelah itu Biangbola mendominasi pertandingan dan My Futsal mengincar counter attack, situasi ini membuat pertandingan menjadi menarik karena ke 2 tim saling menyerang. Hanya teknik dasar ( terutama passing dan control) yang sangat buruk di tunjukan oleh ke 2 tim, hingga peluang ke 2 tim sering kali kandas sebelum membahayakan ke 2 kiper. Terutama di babak ke 2 sangat kelihatan bahwa Biangbola jelas lebih unggul di skill individu Syahbani dan Deni Handoyo, maka dari itu Biangbola layak menutup pertandingan ini dengan kemenangan 4-2.
Pertandingan yang di tunggu menjadi penutup putaran ke 2. Yaitu Electric PLN dan Biangbola. Ke 2 tim memulai sangat berhati2. Zahlul Fahdil menggunakan 2 tim dengan taktik yang berbeda. Tim yang pertama turun kapten Andri, Sayan, Ihsan dan Afif bermain dengan pola 4-0, sementara tim ke 2 Jaelani, Caca, Ricardo dan Angga bermain 1-2-1 kombinasi 2-2. Dan pada babak pertama PLN bermain sangat disiplin, pada saaat menyerang maupun bertahan, hingga Biangbola nyaris tidak mendapat peluang. 1 faktor lagi yang membuat tim PLN unggul, adalah rotasi pemain di mana pelatiah Zahlul Fahdil mengganti pemain nya setiap 5 menit (kotor). Sementara taktik ini tidak di gunakan oleh Biangbola. Setelah 10 menit (bersih, kira2 14-15 mnt kotor) bermain masih kelihatan Andrian dan Toyang di lapangan. Babak pertama juga di tutup dengan skor 2-0.
Pada babak ke 2 Biangbola, yang lebih banyak melakukan rotasi, lebih menguasai bola. Hanya penguasaan bola yang lebih banyak cuman sekedar keunggulan optis saja. Pemain Biangbola tetap kesulitan menembus tembok PLN dan shootingan dr jarak 6-8 meter yang di lakukan oleh pemain Biangbola tidak memiliki akurasi dan power yang mampu menyulitkan kiper Yos Adi, yang tampil bagus dan santai pada malam itu.
Menurut saya Biangbola melakukan kesalahan taktis yang fatal. GOR Citra Arena memiliki lebar 18 meter bukan 20 meter yang biasa nya di gunakan untuk Liga Pro. Dan terutama pada babak ke 2 pemain Biangbola menekan pertahanan PLN hingga ke area kiper, jadi through pass dan wall pass sudah tidak bisa di lakukan lagi karena ruangan di depan kiper Yos Adi telah tertutup rapat dengan pemain PLN. Hingga mereka harus menhandalkan shootingan dari jarak 6-10 meter. Biangbola tidak memiliki pemain dengan shootingan yang keras dan akurat ( mungkin Toni saja, tapi pada malam itu dia bermain lebih di lini pertahanan ). Menurut saya lebih baik jika Biangbola tidak melakukan pressure terhadap pertahanan PLN hingga terjadi ruang kosong di tengah untuk melakukan kombinasi bola pendek. Karena Biangbola memiliki pemain yang skill individu nya lebih tinggi dari pada PLN. Kekurangan lain dari pemain Biangbola adalah teknik dasar yang lemah. Hingga di babak ke 2 pun nyaris tidak ada peluang untuk Biangbola bahkan PLN dengan counter attack yang sangat cepat mampu mencetak tambahan 2 gol.
Dengan kemenangan ini Electric PLN mengumpulkan nilai sempurna 18 angka dari 6 pertandingan dan rata2 mencetak 8 gol dan kebobolan hampir 2 gol per pertandingan. Di susul oleh Biangbola dengan nilai 15 angka. Jika kita kembali menganalisa 1/2 kompetisi yang telah berakhir, saya tidak melihat banyak perkembangan yang terjadi pada tim lain nya. PLN, BIangbola dan Pelindo akan pasti lolos ke babak final 4. Tinggal tempat terakhir akan di perebutkan My Futsal ( kandidat paling kuat ), SWAP dan Mastrans. SWAP hanya tertinggal 1 angka saja dr My Futsal. Dan Mastrans yang secara mengagetkan mampu menggilas Dupiad Fakfak dengan skor 15-4 ternyata dengan sangat gampang besok nya di gulung oleh SWAP 8-2. Ke tidak stabilan 3 tim ini yang membuat putaran lebih 3 seru akan tapi tetap sangat miskin secara kualitas.
0 komentar:
Posting Komentar